Besarnya gelombang digital membuat perusahaan konvensional berbenah. Kehadiran perusahaan startup jasa social media marketing mendorong institusi keuangan tradisional untuk mengevaluasi kembali model bisnis inti mereka dan mulai memanfaatkan inovasi digital. Jika tidak, menjamurnya fintech menggerogoti lini bisnis perbankan Dalam riset DBS berjudul ͞Digital Banking: New Avatar-Banks Watch Out for Banks͟ disebutkan, fintech memiliki kelebihan dibanding bank tradisional.
Untuk menghadapi persaingan, ada dua hal yang bisa dilakukan perbankan. Pertama, digitalisasi layanan agar dapat memberikan layanan lebih cepat, murah, dan mudah ke nasabah. Misalnya dengan membuka rekening digital melalui telepon pintar.Di Indonesia perkembangan digital sudah sangat pesat saat ini pun sudah banyak digital agency terbaik yang ada di Indonesia. Di Asia, layanan Digibank oleh DBS memungkinkan nasabah dapat membuka rekening tabungan melalui ponsel dengan menggunakan otorisasi biometric. Kedua, mengintegrasikan kegiatan perbankan dengan kehidupan nasabah sehari-hari.
Seperti yang dilakukan DBS Singapore melalui aplikasi ͞Home Connect͟ untuk memudahkan calon klien menaksir harga rumah yang akan dibelinya berdasarkan harga rata-rata di kawasan tersebut. Terlepas dari persaingan yang muncul antara perbankan tradisional dan fintech, keduanya dapat bekerja sama berkolaborasi.Selain dengan media iklan yang sudah biasa saat ini ada jasa social media marketing di Indonesia. Dengan berkolaborasi, perbankan dapat memanfaatkan teknologi fintech untuk menjangkau nasabah dan kawasan yang tak terakses tanpa harus membuka cabang fisik. Di sisi lain, fintech bisa mengakses pendanaan murah untuk meningkatkan aktivitasnya.
Komentar
Posting Komentar